Kamis, 23 April 2015

Merpati Putih

Kedatanganku di Pulau Garam,
menjadi pembuka kisah lembaran hidup.

Deraian air pengorbanan yang keluar dari sekujur tubuh,
akan menyambut dalam setiap langkah.

Seberat batu, seringan kapas,
akan menjadi cerita untukku dan untuk darah dagingku nanti.
Sejenak aku meratap,
"dapatkah aku terbang menembus awan di atas?"....

Pembungkus hidup sudah aku raih,
gemuruh mencekam bagai badai yang tak henti berbisik keras di telinga ini.
Seraya berkata,
"kemana engkau akan labuhkan hati? sedangkan semua sudah engkau miliki"....

Meratapi senja yang tak kunjung tenggelam,
serasa keindahannya menjadi hipnotis dalam hidup,
hingga tak sadar aku telah hanyut dalam tenggelamnya matahari yang aku anggap tak pernah padam.

Jika aku boleh memilih,
"akankah aku bisa seperti Merpati putih itu?"....
kecil, putih dan sayap yang terbentang lebar,
seakan tak ada beban untuk terbang bebas di atas sana.

Melambangkan cinta yang setia,
merasakan suara dunia sedang bertakbir padaNya.

Itulah Merpati Putih,
menemukan pasangannya,
bagai cinta suci yang ia miliki sebagai lambang dari semuanya.


Karya: Yogi tri cahya salam

0 komentar:

Posting Komentar