Rabu, 05 Maret 2014

Wirausaha merupakan suatu proses untuk melakukan suatu usaha dengan tujuan untuk mendapatkan hasil atau keuntungan yang diharapkan dengan cara memproduksi, menjual atau menyewakan suatu produk barang atau jasa. Kewirausahaan mencakup kegiatan-kegiatan yang dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum diketahui sepenuhnya.
Kegiatan wirausaha akan menunjang ekonomi keluarga atau pemerintah, baik industri dan perdagangan. Pertumbuhan industri yang diikuti kemajuan perdagangan akan melahirkan kesempatan kerja baru. Lapangan kerja baru ini akan menampung tenaga kerja baru,yang pada hakekatnya mengurangi pengangguran, mengatasi ketegangan sosial, meningkatkan taraf hidup masyarakat, memajukan ekonomi bangsa dan negara, pada akhirnya menentukan pula keberhasilan pembangunan nasional.

Profesi dan Seni Penjual

Di dalam masyarakat umum pekerjaan sebagai penjual sangat dikenal meskipun banyak yang memahami dengan cara yang salah. Profesi ini bagi sebagian orang dianggap sebagai pekerjaan yang kurang bergengsi dibanding profesi lainnya. Padahal dapat dipastikan bahwa setiap melakukan kegiatan penjualan ini. Seorang eksekutifpun melakukan kegiatan penjualan, setidaknya ketika mereka akan menawarkan dirinya kepada perusahaan untuk dipekerjakan. Karena transaksi penjualan bukan saja terjadi secara eksternal tetapi juga secara internal di dalam perusahaan. Siapa sajakah yang melakukan penjualan? sebelum menjawab pertanyaan tersebut perlu hendaknya dipahami beberapa jenis penjualan sebagai berikut :
1. Trade Selling. Terjadi apabila produsen dan pedagang besar mempersilakan pengecer untuk berusaha memperbaiki distribusi produk-produk mereka.
2. Missionary Selling. Menjual untuk mendorong pembeli untuk membeli dari penyalur dalam arti kata penjual tidak secara langsung menawarkan produk
3. Technical Selling. Berusaha untuk meningkatkan penjualan dengan pemberian saran, nasehat dan bantuan teknis kepada pembeli akhir
4. New Business Selling. Berusaha untuk membuka transaksi dari calon pembeli menjadi pembeli.
5. Responsive Selling. Memberikan reaksi dan pelayanan terhadap pembeliyang melakukan pembelian.
Selain itu penjual juga terbagi dalam 3 kelompok yaitu :
1. Order Taker
2. Order Getter
3. Order Supporter.
Order Getter berusaha untuk mendapat pembeli dan mempengaruhinya agar mau membeli sedangkan order taker adalah melayani pembeli yang sudah memiliki niat untuk membeli. Hal ini terjadi ketika pramuniaga melayani pelanggan yang akan berbelanja di toko. Sedangkan Order Supporter adalah tenaga yang bertugas untuk mendukung kegiatan penjualan seperti teknisi pada peralatan elektronik membantu pemasangan instalasinya. Berdasarkan tugas penjualan yang dilakukan oleh tenaga penjualan maka profesi tenaga penjualan dapat dikelompokkan atas:
1. Merchandising Salesman. Mereka yang tidak hanya menjual saja tetapi membantu dalam penyaluran dan mempromosikan produknya.
2. Detailman. Orang yang tidak melakukan penjualan langsung tetapi bertugas untuk memberikan informasi kepada sasaran penjualannya.
3. Sales Engineer. yaitu mereka yang bertugas memberikan pelayanan secara teknis yang diperlukan untuk menggunakan produk. Kelompok ini tidak melakukan penjualan secara langsung.
4. Pioner Product Salesman. Mereka yang bertugas untuk membuka daerah baru atau segmen pasar baru bagi produk baru perusahaan.
Kesempatan karir ini dapan dilakukan dengan bekerja pada perusahaan atau menjadi tenaga penjual secara independen. Bagi yang bekerja sebagai tenaga penjualan perusahaan memiliki jenjang-jenjang yang cukup bagus bahkan tidak jarang tenaga penjual dapat mencapai tingkat tertinggi di dalam organisasi perusahaan. Terdapat beberapa alasan mengapa kesempatan karir dipenjualan lebih terbuka :
1. Penjualan merupakan bagian dari manajemen perusahaan yang menonjol dan menjadi perhatian besar bagi perusahaan.
2. Membutuhkan banyak tenaga, namun sangat sedikit yang benar-benar mampu menjalankannya secara profesional.
3. Terbiasa bekerja dengan orang lain atau tim sehingga pengalaman akan melatih diri di dalam mengelola orang lain.
4. Pengalaman di bidang penjualan sangat dapat diwirausahawanlkan perusahaan untuk mendongkrak kinerja perusahaan.
5. Tingkatan profesi penjual di dalam perusahaan terbuka mulai dari tingkat operasional sampai tingkat direktur.
Seni Menjual adalah suatu seni untuk mempengaruhi orang lain agar bersedia membeli barang, jasa, ide yang ditawarkan kepada konsumen sehingga konsumen merasa memperoleh keuntungan bila memiliki atau membeli barang yang dibelinya. Dalam dunia penjualan ada berbagai macam teori yang berkaitan dengan teknik menjual, salah satunya adalah berdasarkan 5 konsep AIDAS.
Tahapan-tahapan yang harus dilakukan seorang wirausaha dalam melakukan kegiatan penjualan berdasarkan 5 konsep AIDAS sebagai berikut:
1. Perhatian (Attention)
Pada tahap perhatian (attention) wirausaha berusaha agar calon konsumen memperhatikan penawaran yang dilakukannya. Untuk mendapatkan perhatian dari calon konsumen wirausaha harus memperlihatkan sikap yang baik, tutur kata dan cara berpakaian yang menarik yang akan memberikan penilaian yang positif dari calon konsumen yang akan berpengaruh terhadap terjadinya jual beli.
2. Minat (Interest)
Pada tahap minat (interest) wirausaha berusaha meningkatkan perhatian calon konsumen menjadi minat dengan cara menciptakan suasana yang menyenangkan, mendengarkan dan memahami kebutuhan konsumen.
3. Keinginan (Desire)
Pada tahap keinginan (desire) wirausaha harus dapat meyakinkan calon konsumen dengan menjelaskan keuntungan yang akan didapat calon konsumen apabila membeli produk yang ditawarkan serta kerugiannya jika tidak membeli produk tersebut. Hal-hal yang mempengaruhi keinginan membeli dari calon konsumen adalah factor pendapatan, pendidikan, status social, jenis kelamin dan lain lain.
4. Tindakan (Action)
Pada tahap tindakan (action) wirausaha harus dapat mewujudkan kebutuhan dan harapan konsumen dan memberikan keyakinan bahwa barang, jasa dan ide yang dibeli merupakan langkah yang tepat yang dapat memberikan keuntungan bagi konsumen.
5. Kepuasan (Satisfaction)
Pada tahap kepuasan (satisfaction) wirausaha harus dapat memastikan bahwa kualitas barang, jasa dan ide yang dibeli sesuai denga harapan konsumen.
Selain 5 konsep AIDAS terdapat Pelayanan Prima yang dikembangkan berdasarkan konsep A3 yaitu :
1. Konsep Attitude (Sikap)
Calon konsumen selalu mengharapkan sikap dan perilaku yang baik dan menyenangkan dari wirausaha seperti penampilan dan sikap yang sopan serta berfikir positif dalam melayani sehingga calon konsumen merasa puas dengan pelayanan yang diberikan dan kemungkinan besar pengalamannya disampaikan kepada orang lain dan menjadi promosi gratis bagi perusahaan.
2. Konsep Attention (perhatian)
Apabila calon konsumen menunjukkan minat terhadap barang atau jasa, wirausaha dapat memberikan perhatian kepada calon konsumen dengan memberikan informasi yang baik terhadap produk atau jasa tersebut seperti mendengarkan dan memahami kebutuhan konsumen serta Mencurahkan perhatian penuh kepada konsumen.
3. Konsep Action (tindakan)
Setelah konsumen merasa tertarik dengan produk dan jasa yang ditawarkan, wirausaha harus segera melakukan tindakan untuk memberikan kemudahan kepada konsumen dengan mewujudkan kebutuhan konsumen dan menyatakan terimakasih dengan harapan konsumen kembali.
Beberapa teknik menjual yang sering digunakan dilapangan :
1. Memanipulasi barang, jasa atau ide dengan cara memasang iklan mini, brosur dan sejenisnya contoh teknik menjual yang dilakukan sebuah lembaga pendidikan yang memakai nama perguruan tinggi terkemuka di Indonesia didalam brosurnya berbunyi “jaminan diterima”.
Meniru merk adalah membuat merk mirip dengan merk produk yang sudah terkenal dengan maksud tidak perlu lagi bersusah payah membangun merk dan berpromosi.
2. Mengatur keuntungan, contohnya yang dilakukan oleh sebuah hypermarket dengan menawarkan harga terbaik untuk konsumen, teknik menjual dengan harga semakin murah karena hypermarket tersebut mendapat pasokan barang dalam jumlah besar sehingga mendapatkan potongan harga yang besar pula dari supplier.
3. Subsidi silang harga, diartikan bahwa wirausaha menjual produk yang satu dengan harga murah dan produk yang lain dengan harga lebih mahal atau yang satu rugi yang lain untung besar, atau produk jasa bisa dikatakan gratis untuk jasa yang lain diberikan harga yang pantas.
Sejalan dengan meningkatnya perkembangan teknologi salah satu seni menjual yang dapat dilakukan wirausaha dalam meningkatkan pemasaran menurut Tung Desem Waringin (Koran Sindo, 4 Juli 2010) adalah dengan mengoptimalkan pemanfaatan Teknologi Informasi (TI) yaitu dengan cara-cara:
1. Mengoptimalkan perangkat lunak (software) yang memungkinkan wirausaha dapat menyimpan dan mengolah data base konsumen atau calon konsumen dengan baik untuk membantu meningkatkan penjualan.
2. Memberikan informasi up to date (terkini) kepada konsumen misalnya emailblast atau smsblast, meskipun wirausaha memiliki teknologi penyimpanan data yang mahal tetapi jika tidak mengupdate informasi kepada konsumen maka database yang dimiliki tidak akan mendukung peningkatan pemasaran. Selain itu juga memberikan penawaran diskon, voucher dan sebagainya, yang kemungkinan konsumen atau calon konsumen melakukan real action atau pembelian.
3. Optimalkan Teknologi Informasi antar tim, dengan mengoptimalkan penggunaan handphone dapat memaksimalkan kinerja tim pemasaran, kapanpun dimanapun bisa mengupdate berbagai strategi pemasaran dan penawaran perusahaan kepada seluruh tim sekaligus, baik lewat fitur layanan messenger, email dan sebagainya. Wirasuaha juga dapat memberikan penawaran kepada para calon konsumen dalam jumlah yang banyak dalam waktu yang lebih singkat.
4. Lakukan perlindungan terhadap Teknologi Informasi yang dimiliki, penggunaan system pengamanan TI secara menyeluruh, anti virus yang berkualitas dan tim yang benar-benar ditugaskan untuk melakukan perlindungan terhadap segala sesuatu yang menyangkut TI. Semakin maju TI semakin pesat juga perkembangan virus atau hal-hal lain yang mengganggu kelancaran teknologi dalam perusahaan.

Tipe Pembeli

    Di dalam ekonomi, menurut pakarnya maka bisa dikategorikan menjadi 7 tipe konsumen yaitu adalah sebagai berikut :
 a. Konsumen Apatis
     Jenis tipe konsumen yang apatis adalah jenis orang yang tidak pernah membeli apapun, dan mereka juga tidak perduli sebagus apa produk suatu perusahaan, seberapa murahnya produk Wirausahawan. Karena pada dasarnya tipe pembeli ini mempunyai sifat yang pesimis dan sinis.
 b. Konsumen Aktualisasi Diri
    Konsumen yang aktualisasi diri adalah kebalikan dari konsumen apatis, tipe ini mengetahui dengan pasti apa yang mereka butuhkan, apa manfaatnya, berapa harganya, apa yang mereka beli dan mereka segera akan mendapatkannya.
 c. Konsumen Analitis
    Tipe ini cenderung sangat detail terutama pada masalah angka, detail pada spesifikasi dari produk yang Wirausahawan jual serta kualitas produk yang wirausahawan jual. Dan biasanya tipe ini juga menekuni bidang usaha/pekerjaan dibidang akuntan, insinyur, bankir atau apapun yang berkaitan dengan angka. Sebagai seorang tenaga penjual maka saat Wirausahawan sedang menghadapi calon pembeli tipe analitis maka yang perlu segera wirausahawan presentasikan adalah hal-hal yang bersifat spesifik dari produk/jasa wirausahawan misalnya seperti : cara kerja produk/jasa, harganya, manfaatnya, pelayanan sesudah pembelian serta kualitas nya, dll.
 d. Konsumen Penghubung
    Tipe konsumen penghubung cenderung tidak terlalu antusias. Dan arah komunikasi dengan tipe ini harus sabar dan pelan-pelan dalam membangun hubungan. Tipe pembeli ini sangat tergantung dan memperhatikan pwirausahawanngan, pendapat orang lain dalam penggambilan sebuah keputusan pembelian sebuah produk. Kadang-kadang mereka sangat perlukan pendapat dan saran tentang produk yang akan mereka beli baik itu dari pihak keluarga, kolega, teman. Sebagai seorang tenaga penjual jika Wirausahawan sedang berhadapan dengan tipe pembeli penghubung maka tugas Wirausahawan adalah segeralah menyakinkan mereka mengenai produk Wirausahawan dengan cara menunjukkan siapa saja yang telah membeli dan memakai produk wirausahawan. Pembeli penghubung biasanya berprofesi seperti guru, pengawai adminitrasi, dokter, perawat.
 e. Konsumen Penyetir
    Tipe ini sangat fokus pada hasil, mereka akan "to the point" dan tanpa basa-basi, mereka tidak suka membina hubungan dengan Wirausahawan, karena mereka hanya perduli apa yang bisa produk/jasa Wirausahawan lakukan bagi mereka. Maka berfokuslah pada saat presentasi dengan menampilkan keunggulan-keunggulan dari produk/jasa yang akan wirausahawan pasarkan. Mereka biasanya berprofesi sebagai seorang manajer, eksekutif, kepala cabang.
 f. Konsumen Yang Senang Bersosialisasi
     Tipe konsumen ini sangat ramah, cepat akrab, mudah bergaul dan wirausahawan tidak akan menemukan kesulitan buat membangun hubungan dengan mereka. Tipe konsumen ini sangat cepat setuju dengan Wirausahawan tanpa memperhatikan apa kelebihan dari produk/jasa Wirausahawan, namun bisa saja sesudah beberapa hari sebelum/sesudah pembelian maka mereka bisa saja sudah lupa semuanya mengenai topic pembahasan dengan Wirausahawan. Konsumen Impulsif
 Tipe konsumen ini bisa dikatakan sangat terdorong emosional dalam memiliki sesuatu, misalnya jika ada peluncuran produk/jasa baru seperti mobil, jam tangan, hp, baju maka merekalah yang merupakan orang pertama yang selalu siap buat mencobanya.
 g. Konsumen Informatif
     Tipe konsumen ini sangat seleksi sekali terhadap produk/jasa yang akan mereka beli. Biasanya tipe ini akan mencari tahu mengenai produk/jasa yang akan mereka beli melalui sejumlah informasi seperti internet, nanya pada pakarnya, nanya kepada teman/ kerabat yang sudah pernah menggunakannya. Jika Wirausahawan sedang berhadapan dengan tipe informatif maka tugas Wirausahawan adalah lakukan presentasi secara profesional, jelas, singkat. Biasanya tipe informatif ini rasa loyalitasnya sangat tinggi sekali dan mereka akan beli dari Wirausahawan serta bersedia rekomendasikan produk/jasa Wirausahawan. Tapi jangan sampai mereka sempat kecewa karena barang/jasa yang telah wirausahawan pasarkan akan minus nilainya di mata konsumen lain.
 h. Konsumen Loyalitas Tinggi
    Tipe konsumen ini sangat loyal terhadap suatu produk dan tidak akan berpindah kepada  produk lain. Dan tipe ini dapat dikatakan tertutup, karena mereka seakan menutup mulutnya dan cenderung tidak bicara tentang pengalaman konsumsinya terhadap suatu produk, baik ataupun buruk.
  i. Konsumen Assasin (virus negatif)
    Tipe konsumen ini bisa dibilang mengalami kekecewaan terhadap suatu  produk dan merasa tidak puas akan pelayanan yang diberikan. Ini terjadi karena produsen yang gagal memenuhi permintaan konsumen dalam sebuah industri. Dan Tipe ini juga dapat merusak merek (label) serta citra suatu produk dengan membeberkan produknya kepada konsumen yang lainnya.

Sifat-Sifat yang Perlu Dimiliki Penjual

Seorang Wirausaha harus memiliki beberapa sifat yang baik dalam menjalankan usaha seperti:
1. Percaya diri
Seorang wiraswasta harus percaya diri dengan usaha yang dijalankan tidak terombang-ambing pendapat orang lain. Tentu saja saran dan masukan orang lain tetap didengarkan tetapi ia harus teguh dalam menjalankan usahanya.
Ia juga harus yakin bahwa usahanya akan berhasil walau membutuhkan waktu yang lama. Seorang wiraswasta
2. Berorientasi pada tugas dan hasil
Seorang wirausahawan bisa bekerja hingga 24 jam. Katany seorang pengusaha bekerja dalam tidurnya. Mereka harus bekerja keras melebihi seorang pegawai atau mereka tidak mendapat uang sama sekali.
3. Mengambil Risiko
Ketika kita membuka usaha kita sadar bahwa kita bisa untung, rugi, atau impas. Hal itu adalah risiko yang mesti kita ambil dalam berwirausaha. Kalau tidak mau rugi jangan berusaha.
Mengambil risiko atau tidak mengambil risiko sama-sama berisiko. Bahkan orang yang sedang tidur sekalipun mempunyai risiko kejatuhan pesawat terbang.
4. Kepemimpinan
Semua orang adalah pemimpin minimal bagi dirinya sendiri. seorang usahawan harus bisa memimpin banyak orang untuk memenuhi tujuan usaha seperti memaksimalkan profit. Ia harus menjadi motivator yang baik agar anak buahnya dapat bekerja dengan senang tanpa adanya paksaan.
5. Keorsinilan
Seorang Pengusaha tidak mengikut ke orang lain saja. Ketika bisnis sedang trend mereka ikut-ikuta. Contoh bisnis air minum isi ulang sedang boom, mereka ikut-ikutan. Ketika suatu usaha sedang boom bisa jadi mereka akan merugi karena penjualannya juga berkurang
6. Berorientasi ke depan
Wiraswasta mempunyai rancangan masa depan dan ia tidak berpikir untuk masa sekarang.
7. Kreativitas
Wiraswastawan harus kreatif dan ia bisa menciptakan pasar bagi produknya. Ia jeli melihat peluang yang ada di masyarakat.

Syarat Fisik, Mental, Sosial & Karakter Penjual
1. Syarat Fisik
Seorang penjual harus memperbaikan dan memelihara keadaan dirinya (jasmani) agar selalu terlihat segar, menarik, dan simpatik. Oleh karena itu, perhatikanlah selalu persyaratan-persyaratan di bawah ini.

a. Kesehatan, misalnya dengan memperhatikan makanan yang bernilai gizi, waktu istirahat yang teratur, dan sekali-sekali perlu diadakan pemeriksaan badan oleh dokter, jangan kelihatan lesu, letih karena kurang darah.
b. Badan tegap, diusahakan dengan melakukan olah raga, permainan atau atletik sehingga mempunyai potensi tubuh yang tegap atletis.
c. Mudah tersenyum. Senyuman adalah modal bagi penjual untuk memikat dan menarik dengan ketulusan hati bukan dibuat-buat.
d. Lancar berbicara, seorang penjual jangan gugup, sebab kelancaran berbicara merupakan alat komunikasi yang baik dengan pembeli dalam memberikan penjelasan dan mengendalikan keberatan pembeli. Pembicaraan mengarah kepada pembelian, jangan berbicara ketus, to the point, tetapi diberi penjelasan dengan baik.
e. Muka riang dan peramah, seorang yang bermuka riang dan ramah bisa membawa orang yang diajak berbicara terhibur dan merasa senang.
f. Mata jernih, peliharalah mata agar tidak terdapat kotoran yang bis menyebabkan mata sakit. Kadang-kadang kita dapat menangkap perasaan orang lain melalui sinar matanya.
g. Napas bersih, peliharalah napas dengan gerakan olah raga menghirup dan mengeluarkan udara pada pagi yang segar. Makanlah pastilles atau semacamnya agar napas terasa lega dan nyaman, sehingga waktu berbicara tidak mengganggu.
h. Pakaian rapi, bersih, dan pantas. Kombinasi pakaian yang harmonis akan mempunyai daya tarik yang besar sebagai promosi tidak langsung. Aturlah cara berpakaian mulai kemeja, dasi, dan sepatu yang harmonis dalam warnanya, rapih dipakainya dan tidak perlu dari bahan yang mahal.
2. Syarat Mental
Seorang penjual dituntut memiliki sikap yang jujur, tulis, dan halus. Mempunyai inisiatif, kreatif, dinamis, dan optimis dengan kesungguhan hati. Memang karakter adalah pembawaan, tetapi dalam hal mental bisa kita ubah melalui pendidikan atau pengaruh lingkungan yang baik. Adapun syarat mental yang perlu diperhatikan oleh penjual yaitu :
a. Seksama
b. Waspada
c. Simpati
d. Berinisiatif
e. Berkeahlian
f. Optimis
g. Percaya diri
h. Jujur
i. Berani
j. mempunyai daya imajinasi
k. Tanggung jawab, dan
l. Kontrol
3. Syarat Sosial
Sifat-sifat yang perlu dimilikinya ialah :
a. Pwirausahawani bergaul
b. Lancar berbicara
c. Sopan santun
d. Bijaksana
e. Halus budi pekerti
f. Toleran
g. Simpati
h. Sikap mau bekerja dan
i. tenang dan tabah
4. Karakter
a. Kesetiaan
b. Rajin
c. Teliti
d. Tulus hati
e. Hati-hati
f. Sungguh-sungguh
g. Tepat waktu dan
h. Patuh
Mengapa Ada Penjual yang Gagal
1. Kegagalan melakukan riset pasar.
Banyak perusahaan, baik berbasis rumah atau perusahaan besar, gagal karena tidak ada pasar yang memadai untuk produk atau jasa mereka. Sebuah analisis yang komprehensif dari bisnis ini terutama penting bagi bisnis rumah, karena beberapa bisnis cocok untuk sebuah bisnis rumahan, sementara beberapa tidak. Jika bisnis Wirausahawan mengharuskan Wirausahawan untuk bertemu klien, Wirausahawan harus terlebih dahulu memeriksa bagaimana keluarga Wirausahawan (dan tetangga) akan bereaksi terhadap hilir mudiknya orang-orang di rumah Wirausahawan. Sebelum memulai bisnis apapun, perlu bahwa Wirausahawan melakukan pemeriksaan menyeluruh pasar dan analisis pasar.
2. Pasif. Jika wirausahawan pasif
Wirausahawan hanya cocok bekerja untuk orang lain. Kecuali wirausahawan dapat langsung mampu mempekerjakan karyawan. Sebagai tim tunggal, Wirausahawan berharap bisa melakukan semuanya sendirian – dari menulis rencana bisnis, manufaktur produk, pemasaran dan penjualan produk dan jasa, melakukan tugas pembukuan, dan sejuta tugas lainnya! Ingat, Wirausahawan hanya mengwirausahawanlkan diri sendiri! Tidak ada pelanggan berarti tidak ada bisnis!
3. Miskin manajemen waktu.
Salah satu keuntungan bekerja di rumah adalah bahwa Wirausahawan bisa mengatur waktu Wirausahawan sendiri. Ini, bagaimanapun, menjadi sebuah dilema yang menarik: sulit untuk mengatur waktu Wirausahawan sendiri! manajemen waktu yang buruk, karena Wirausahawan sendirian dan tidak ada yang mengawasi Wirausahawan. Wirausahawan harus mampu mengatur dan memprioritaskan. Ada satu juta alasan untuk mengalihkan perhatian Wirausahawan dari menjadi produktif dan Wirausahawan perlu belajar untuk mengelola waktu Wirausahawan secara efektif!
4.Kurang serius mengelola bisnis.
Wirausahawan mungkin tidak memiliki kantor mewah di pusat kota atau Wirausahawan mungkin tidak perlu memakai pakaian kerja, tetapi bisnis berbasis rumah perlu disamakan profesionalismenya seperti pekerjaan di kantor. Penghasilan Wirausahawan akan langsung berhubungan dengan jumlah waktu, tenaga, pikiran dan uang yang Wirausahawan masukkan ke dalam bisnis – jauh berbeda dari hari-hari menjadi pekerja ketika Wirausahawan dibayar bahkan ketika Wirausahawan sedang di kantor tetapi tidak mengerjakan pekerjaan kantor.
5.Tidak mengikuti filosofi 80/20.
80 % berasal dari bisnis Wirausahawan dan 20 persen berasal dari pelanggan Wirausahawan. Ingat, harganya dua kali lipat untuk mendapatkan pelanggan baru daripada mempertahankan yang sudah ada. Mempertahankan supaya pelanggan Wirausahawan senang dan nyaman, jauh lebih murah dan lebih mudah daripada mencari pelanggan baru. Mendapatkan penjualan berulang dari pelanggan lama biaya pemasarannya lebih rendah dan keuntungan yang didapat lebih tinggi.
6.Tidak sering mempromosikan bisnis.
Bisnis Wirausahawan sebagai ukuran pasar yang ingin Wirausahawan raih. Wirausahawan perlu agresif mempromosikan produk atau jasa Wirausahawan. Jangan anggap promosi sebagai beban yang tidak perlu daripada investasi. Promosi itu benar-benar penting.
7.    Menghabiskan terlalu banyak modal.
Selama tahap awal pengembangan bisnis, Wirausahawan mungkin akan dipenuhi dengan modal. Hindari kesalahan biaya mahal yang tidak perlu. Kecuali model bisnis Wirausahawan kuat dan Wirausahawan telah membangun aliran pendapatan, Wirausahawan tidak boleh menganggap bahwa Wirausahawan akan memiliki uang tunai dan modal kerja selamanya. Wirausahawan tidak perlu membeli peralatan kantor jika memang tidak diperlukan. Tanyakan kepada diri sendiri: Apakah Wirausahawan benar-benar membutuhkan kursi pijat yang mahal untuk Wirausahawan? Perencanaan keuangan yang buruk, kesalahan manajemen dana atau pengeluaran anggaran adalah penyebab umum kegagalan bisnis.
8. Tidak Membelanjakan uang dengan bijaksana.
Wirausahawan perlu memahami aturan utamanya usaha: uang melahirkan uang. Adakalanya Wirausahawan menghabiskan uang untuk menghasilkan uang. Misalnya, untuk mendapatkan nasihat hukum, Wirausahawan harus membayar pengacara. Mengirimkan press release sendiri memerlukan biaya komunikasi (fax, perangko, amplop, dll). Banyak pemilik bisnis rumah kehilangan peluang besar karena mereka menolak untuk melakukan investasi di mana yang diperlukan. Belanjakanlah uang Wirausahawan dengan bijaksana.
9. Tidak meminta bantuan bila membutuhkannya.
Wirausahawan harus tetap berada di jalan yang benar dan kembali ke jalan yang benar ketika bisnis. Wirausahawan membutuhkan saran dan nasihat dari ahlinya atau teman dan rekan bisnis yang berpengalaman.Ikuti diskusi di mailing list, menghadiri seminar, bertemu dengan sesama pengusaha lainnya. Hal ini akan membantu Wirausahawan memperbaiki bisnis Wirausahawan yang sudah mulai kehilangan arah.
10. Tidak memiliki rencana darurat untuk menghadapi masalah ekonomi yang sulit.
Kesulitan dapat menekan bisnis pada waktu yang berbeda. Pengusaha rumah terkenal untuk terjun ke semua bisnis. Mereka tidak memiliki rencana darurat-kembali skenario awal saat jatuh. Mereka berpikir bahwa semuanya akan berjalan lancar, hanya jalan penuh dengan kesulitan dan tantangan saja. Bagian terpenting dari masalah ini adalah mengenali masalah dengan segera. Belajar untuk berhati-hati setiap saat, dan mempertajam orang-orang berpikir kreatif. Menjadi kreatif dalam pemikiran bisnis Wirausahawan bisa mengarahkan Wirausahawan pada arah yang lebih positif.

Kesimpulan

Dalam kewirausahaan perlu adanya pengembangan usaha, yang dimana dapat membantu para wirausahawan untuk mendapatkan ide dalam pembuatan barang-barang yang akan dijadikan produk yang akan dijual. Dalam proses pengembangan usaha ini diperlukannya jiwa seseorang wirausaha yang soft skill yang artinya  adanya ketekunan berani mengambil resiko, terampil, tidak mudah putus asa, mempunyai kemauan terus belajar, memberi pelayanan yang terbaik kepada konsumen, bersikap ramah terhadap konsumen, sabar, pwirausahawani mengelola.
Sumber :

Arisin, Ali.2005. Seni Menjual.Percetakan Andi. Yogyakarta.
Suryana, Yunus dan Bayu, Kartib. 2010 Kewirausahaan Pendekatan Karakteristik Wirausahaan Sukses. Prenada Media Group. Jakarta.
Waringin, TD.2010. Seni Wirausaha. Koran Sindo. Jakarta

http://www.lasembiz.com/news/10-kesalahan-penyebab-kegagalan-usaha.html

http://tukangbisnis.com/tiga-tipe-konsumen-menurut-loyalitasnya.html

http://pkbmedukasi.wordpress.com/2012/05/17/pelajaran-wirausaha-seni-menjual/
Poskan komentar dengan
Poskan komentar dengan

1 komentar: